Rabu, 25 Februari 2009

pemain asing dominasi tranfer kedua LSI


Pemain Asing Dominasi Transfer Kedua LSI

JAKARTA - Legiun asing masih mendominasi transfer pemain di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2009. Terdapat sekitar tujuh pemain import mengadu nasib di ajang tertinggi sepak bola Tanah Air tersebut.

Menurut Manajer Legal Badan Liga Indonesia (BLI) Tigor Shalom Boboy, sebenarnya terdapat 69 pemain lokal maupun asing yang telah terdaftar sejak jendela transfer pemain putaran kedua dibuka mulai November 2008.

Namun, jika berdasarkan update per 12 Februari 2009, pihaknya mencatat 10 pemain - tujuh asing dan tiga lokal. Mereka tersebar di lima klub Liga Super seperti PSMS Medan, PKT Bontang, Persitara Jakarta Utara, Persib Bandung, dan Arema Malang.

Tigor menjelaskan tujuh pemain asing itu adalah duo Brasil Mario Costas dan Mauro Pinto bersama PSMS. Lalu, Yves Ascalamen (Liberia) di PKT. Christian Gonzales (Uruguay) pindah dari Persik Kediri ke Persib. Boubakar Keita (Guinea) pindah dari Pahang FC, Malaysia, ke Arema.

Dan, duo Liberia Prince Kabir Bello serta Eseah Pello Benson hijrah ke Laskar si Pitung -julukan Persitara. Sementara tiga pemain lokal bergabung di PKT. Mereka adalah Iqbal Samad dari PSM Makassar. Titus Bonay dari Persipura U-21 dan Michael Detibun dari klub amatir.

"Mereka telah melalui pengecekan dan tak ada masalah mengenai KITAS (izin tinggal) bagi pemain asing atau persyaratan lainnya. Buktinya, beberapa pemain telah merumput bersama tim barunya," ungkap Tigor, Senin (23/2/2009).

Pihaknya pun masih menerima nama pemain baru, baik itu berstatus pinjaman atau hasil dari rekrutan. BLI memberikan batas terakhir bagi klub untuk mendaftarkan pemainnya hingga Sabtu (28/2).

No Pemain Asing in Indoesia Liga


PSSI Akan Batasi Gaji Pemain Asing
Mohammad Resha Pratama - detiksport

Jakarta - Kehadiran pemain asing tak selamanya mendatangkan efek positif ke persepakbolaan Indonesia. Atas dasar itulah, PSSI berencana untuk membatasi gaji pemain asing.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jendral PSSI Noegraha Besoes di Jakarta, Selasa (24/2/2009). Menurut Noegraha, perekrutan pemain asing saat ini kurang jelas. Mereka telah dikontrak mahal meski kualitasnya tak jauh beda dengan pemain lokal.

"Dari batasan maksimal lima pemain asing, klub memaksakan mengontrak pemain asing. Padahal masih banyak klub yang menyusu kepada APBD," ujar Noegraha kepada para wartawan di kantor PSSI Jakarta.

"Misal saja ada satu pemain asing kontraknya Rp 500 juta, lima pemain sudah Rp 2,5 miliar. Apakah kualitas lima pemain itu sama atau jauh dari pemain lokal? Kalau sama yang buang-buang duit saja namanya," lanjut Noegraha.

Wacana pembatasan gaji dan kontrak pemain asing ini sudah dibicarakan di Rapat Paripurna Nasional PSSI beberapa saat lalu. Kala itu, aku Noegraha, perwakilan klub-klub sudah menyepakati ide ini.

Rencana pembatasan itu akan dibahas bersama oleh PSSI, Badan Liga Indonesia (BLI) serta dari pihak klub serta diniatkan untuk disosialisasikan dan diterapkan musim depan. Namun Noegraha tidak mau menyebutkan tentang angka pasti batasan gaji pemain asing tersebut.

"Pembatasan gaji sedang digodok. Ini mempersehat persaingan klub. Batasan maksimal, idealnya, itu Rp 500 juta per pemain. Kalau ada yang mengontrak lebih dari itu, akan kena sanksi PSSI. Ini juga mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia," papar pria yang akrab disapa Kang Nug itu.

Noegraha berharap kontrak pemain asing ke depan akan lebih jelas agar tidak terjadi konflik antara klub dan pemain. Noegraha mencontohkan terjadinya pemutusan kontrak pemain asing yang berujung ke aduan kepada FIFA, atau terlibatnya kedutaan besar negara si pemain yang mendatangi PSSI.

"Pembatasan dilakukan karena kondisi di sini beda dengan di Eropa. Di sana, pemain asing jadi trademark. Di sini, beberapa pemain asing tidak memberikan contoh yang baik," pungkas Noegraha.